APA YANG HARUS DILAKUKAN JIKA TERJADI TSUNAMI?

Edutafsi.com - Menjelang akhir tahun 2018, Indonesia mengalami bencana tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung. Tsunami tersebut menelan ratusan jiwa dan ribuan lainnya mengalami luka. Tak hanya luka fisik, tetapi juka luka batin karena harus kehilangan sanak saudara yang tewas dalam bencana mengerikan tersebut.

Tsunami yang diduga kuat dipicu oleh erupsi gunung anak krakatau tersebut meninggalkan duka mendalam tak hanya bagi korban tetapi seluruh warga Indonesia.

Bantuan pun segera disalurkan melalui berbagai pihak termasuk relawan yang secara aktif memberikan bantuan pada korban bencana.

Jika melihat besarnya jumlah korban yang meninggal dunia, tentu bencana tsunami merupakan salah satu bencana yang patut untuk ditakuti.

Terjangan ombak besar yang beruntun melululantakkan pantai hingga membuat manusia tidak berdaya di hadapannya.

Menurut BMKG, ketika terjadi tsunami di pesisir pantai, warga hanya memiliki waktu sekitar 10 hingga 30 menit untuk menyelamatkan diri.

Dalam waktu yang singkat seperti itu, tentu tidak semua orang mampu bertahan. Terlebih jika terjangan ombaknya begitu besar.

Meski demikian, tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha. Jika Tuhan menghendaki, apa pun bisa terjadi.

Nah, pada kesempatan ini edutafsi akan membahas beberapa hal yang perlu dilakukan agar dapat menyelamatkan diri dari tsunami.

#1 Mempersiapkan Diri Sebelum Tsunami Terjadi

Wilayah Indonesia termasuk wilayah yang rawan bencana termasuk gempa bumi dan tsunami sebab berada di antara pertemuan lempeng tektonik.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya Sobat Tafsi yang bermukim di pesisir pantai untuk lebih peka dan siaga bencana tsunami.

Karena bencana bisa terjadi kapan saja, akan sangat baik jika Anda mengetahui hal-hal penting yang harus diketahui mengenai tsunami.

Mengenal gejala-gejala alam yang menandai persitiwa tsunami juga merupakan bagian penting yang harus dikuasai.

Selain itu, Anda juga harus aktif dalam mengumpulkan informasi mengenai potensi tsunami melalui badan nasional penanggulangan bencana (BNPB).

Sebelum terjadi tsunami, biasanya akan ada peringatan dini mengenai potensi tsunami. Warga sebaiknya cepat tanggap dalam menanggapi peringatan.

Selain itu, perlu juga ada upaya dari pemerintah untuk melakukan pelatihan evakuasi mandiri di daerah yang rawan tsunami.

#2 Mengamati Fenomena di Laut dan Pantai

Sebelum terjadi bencana alam, biasanya ada fenomena tertentu yang menjadi pertanda akan datangnya bencana.

Begitupula halnya dengan tsunami. Adakalanya warga dapat mengamati gejala tersebut sehingga dapat membuat peringatan dini.

Salah satu gejala alam yang menjadi pertanda potensi tsunami adalah surutnya air laut secara tiba-tiba menjauhi pantai tidak seperti biasanya.

Jika Sobat Tafsi melihat air laut tiba-tiba surut, maka segeralah memberikan peringatan dini kepada warga untuk berlari ke tempat yang lebih tinggi.

Pastikan untuk menemukan lokasi yang tinggi dan tetaplah di sana. Sobat Tafsi juga perlu menjauhi pantai sampai kondisi dipastikan aman.

Selain anomali pada pasang surut laut, munculnya getaran atau gempa bumi di pesisir pantai kemungkinan juga berpotensi tsunami.

Jika getaran dirasa berpotensi tsunami, maka segeralah mengumpulkan seluruh anggota keluarga dan susun rencana evakuasi.

Dalam kondisi seperti ini, Sobat Tafsi juga harus aktif mencari informasi mengenai potensi tsunami dari media yang memungkinkan misal radio.

#3 Memahami Status Peringatan Dini 

Sebagai orang awam yang mungkin tidak begitu memahami perihal tsunami, sudah sepatutnya untuk bertindak cepat menanggapi peringatan.

BMKG biasanya akan memberikan peringatan dini mengenai potensi tsunami lima menit setelah gempa bumi di lokasi yang rawan tsunami.

Ada tiga status mengenai potensi tsunami yang biasanya akan diumumkan, yaitu status awas, status siaga, dan status waspada.

Jika diberikan status awas, itu artinya Sobat Tafsi harus segera melakukan evakuasi menyeluruh menjauhi pantai menuju lokasi yang lebih tinggi.

Dalam proses evakuasi, pemerintah biasanya akan memberikan informasi mengenai jalur dan tempat evakuasi terdekat yang dapat didatangi.

Jika diberikan status siaga, itu artinya tinggi tsunami diperkirakan antara 0,5 meter hingga tiga meter. Evakuasi perlu dilakukan.

Sedangkan untuk status waspada, tinggi tsunami diperkirakan kurang dari 0,5 meter. Untuk status ini, Sobat Tafsi sebaiknya menjauhi pantai dan laut.

Baca juga : Cara Mengatasi Gangguan Asam Lambung.

#4 Melakukan Evakuasi Mandiri

Ketika bencana terjadi, semua orang akan menjadi panik dan berusaha menyelamatkan diri dan keluarga mereka masing-masing.

Karena jumlah personel dan waktu yang terbatas, tim evakuasi yang ditugaskan tentu tidak dapat mengcover seluruh warga.

Oleh karena itu, warga perlu memahami bagaimana evakuasi mandiri harus dijalankan. Tentu saja warga harus punya inisiatif.

Jika Sobat Tafsi mendengar pengumuman peringatan dini mengenai potensi tsunami, maka segeralah lakukan evakuasi mandiri.

Ingat, di wilayah Indonesia, golden time untuk menyelamatkan diri dari tsunami hanya berkisar antara 10 hingga 30 menit.

Oleh karena itu, Sobat Tafsi harus bergerak dengan cepat untuk melakukan evakuasi. Segeralah berlari menuju lokasi yang lebih tinggi.

Dalam evakuasi mandiri, Sobat Tafsi sebaiknya mengikuti jalur atau rute evakuasi yang telah ditentukan oleh pihak otoritas.

Selama proses evakuasi, Anda sebaiknya hanya membawa peralatan darurat yang diperlukan. Itupun jika Anda memang masih memiliki waktu.

Utamakan keselamatan keluarga dan orang di sekitar Anda. Jangan lagi memikirkan barang berharga atau harta sebab Anda mungkin tidak memiliki waktu lagi.

Jika tidak memungkinkan untuk pergi ke dataran yang lebih tinggi, Sobat Tafsi dapat naik ke gedung yang cukup tinggi dan memiliki kontsruksi yang kokoh.

#5 Menyelamatkan Diri Jika Terhanyut

Dalam beberapa kasus tsunami, banyak warga yang tidak sempat melakukan evakuasi dan akhirnya terseret oleh gelombang tsunami dan hanyut.

Jika Sobat Tafsi mengalami hal tersebut, cobalah untuk tenang dan tegar. Kuatkan diri dan cobalah menemukan sesuatu untuk bertahan.

Anda mungkin menemukan pohon untuk berpegangan. Peluklah pohon tersebut sekuat tenaga dan cobalah membelakangi arus air.

Jika memungkinkan, cobalah untuk muncul di permukaan untuk menemukan benda-benda tertentu yang dapat digunakan untuk mengapung.

Jika Sobat Tafsi tidak bisa berenang, cobalah untuk tidak panik dan sebisa mungkin raih benda yang ada di sekitar Anda.

Dalam kondisi itu barangkali Anda masih memiliki nasib baik untuk berpegangan pada batang pohon atau benda lain yang membantu anda mengapung.

Saat tenggelam upayakan untuk tidak meminum air. Tahanlah nafas Anda sebisa mungkin dan cobalah muncul ke permukaan untuk mengambil nafas.

Sembari berusaha, teruslah berdoa meminta pertolongan dari Tuhan sebab Ia selalu memiliki cara untuk menyelamatkan siapa yang Ia kehendaki.

Cara menyelamatkan diri dari tsunami

Bagaimanapun kondisinya, sekalipun Anda tidak bisa berenang dan tenggelam, jika Tuhan berkehendak, Anda pasti selamat.

Demikian informasi mengenai beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan diri dari bencana tsunami. Semoga bermanfaat.

Baca juga : Cara Bertahan Jika Tersesat di Hutan.

Bantu edutafsi membagikan informasi ini kepada teman-teman Anda agar manfaat yang ada tidak berhenti pada Anda saja. Terimakasih.
Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Belum Ada Komentar :
Tambahkan Komentar
Comment url
Post Terkait :
APA,TANYA JAWAB